Beranda | Artikel
Serial Fiqih Pendidikan Anak No 127: SEMUA ANAK ITU HEBAT
Senin, 17 Oktober 2022

Serial Fiqih Pendidikan Anak – No: 127
SEMUA ANAK ITU HEBAT

 

Secara asal, semua anak itu hebat. Karena sejak lahir mereka sudah memiliki kesiapan untuk menerima keimanan. Mereka juga pembelajar, berbakat dan selalu tumbuh berkembang.

Maka seharusnya tidak ada anak nakal. Tidak ada anak malas belajar. Tidak ada anak yang tak berbakat. Serta tidak ada anak yang tak tumbuh berkembang dengan baik. Sehingga bila hal-hal negatif tersebut muncul pada diri anak, sebenarnya yang keliru bukan anaknya. Namun yang keliru adalah metode pendidikannya.

Bisa jadi metode dan materi pendidikan yang diterapkan atau disampaikan tidak diselaraskan dengan usia dan karakter perkembangan anak. Atau akibat kekeliruan-kekeliruan lainnya.

Pendidikan anak bukan sekedar menjejalkan ilmu pengetahuan. Tapi sejatinya adalah menumbuhkan karakter-karakter yang sudah ditanamkan Allah ta’ala pada diri anak.

Nah, untuk menumbuhkan karakter tersebut, memerlukan pemahaman yang benar tentang:

  1. Tujuan pendidikan
  2. Metode pendidikan
  3. Materi pendidikan
  4. Prioritas pendidikan

Berbicara mengenai tujuan pendidikan, karena objek yang dididik adalah manusia, maka tujuan pendidikan itu harus selaras dengan tujuan diciptakannya manusia. Jika tidak, maka pendidikan hanya akan berubah menjadi kumpulan aktivitas tanpa makna.

Manusia diciptakan untuk dua tujuan mulia. Pertama: untuk beribadah hanya kepada Allah (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56). Kedua: untuk menjadi khalifah di muka bumi (QS. Al-Baqarah [2]: 30). Ibadah kepada Allah terkait dengan keimanan seorang hamba. Sedangkan tugas khalifah berkaitan dengan kinerja manusia di muka bumi. Untuk memakmurkannya dan tidak berbuat kerusakan di dalamnya.

Adapun mengenai metode pendidikan, maka metode terbaik adalah yang telah diajarkan dan dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni saat beliau mendidik para sahabatnya.

Sedangkan materi pendidikan yang harus ditanamkan adalah: karakter iman, karakter belajar, karakter bakat dan karakter perkembangan.

Karakter iman menghasilkan akhlak mulia terhadap Allah dan sesama makhluk. Karakter belajar menghasilkan ilmu pengetahuan. Karakter bakat menghasilkan kinerja dan peran yang besar pada peradaban, sesuai bakat masing-masing. Adapun karakter perkembangan membuahkan pertumbuhan yang sesuai dengan fase perkembangan anak.

Prioritas pendidikan juga harus diperhatikan. Dalam pendidikan Islam, pendidikan pertama yang diberikan kepada anak adalah pendidikan tauhid atau keimanan.

Jundub bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu menuturkan,

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ، فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا.

“Kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat kami masih muda. Kami belajar keimanan sebelum belajar al-Qur’an. Baru kemudian setelahnya kami belajar al-Qur’an. Sehingga bertambahlah keimanan kami lantaran al-Qur’an tersebut”. HR. Ibn Majah dan dinilai sahih oleh al-Albaniy.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 6 Jumada Tsaniyah 1440 / 11 Februari 2019


Artikel asli: https://tunasilmu.com/serial-fiqih-pendidikan-anak-no-127-semua-anak-itu-hebat/